Pendahuluan
Nabi Muhammad merupakan
nabi terakhir bagi umat islam. Nabi yang dengan segala kebaikanya membuat kita
umat islam diharuska untuk menteladani sifat-sifatnya. Maka dari itu
mempelajari sejarahnya adalah suatu yang diwajibkan agar kita mengetahui secara
terperinci kehidupannya sejak lahir sampai wafatnya.
Seperti kita ketahui,
tanah arab sebagai kelahiran dan tempat beliau menyampaikan ajaran Allah yang
disampaikan padanya kepada umatnya.
Tanah yang tadinya tandus dengan segala budaya dan adat istiadat jahiliyah yang
melekat di keseharian mereka. Kedatangannya
memberikan cahaya terang dan merubah semua kehidupan mereka yang tadinya
gelap dengan kejahiliaannya menjadi terang benderang.
Tapi Dalam makalah ini,
penulis tidak akan membahas tentang sejarah nabi Muhammad saw, tapi lebih
membahas tetang kehidupan masyarakatnya seelum kedatangan islam dan dirinya.
Akan sedikit menguraikan tentang asal mula bangsa arab sebagai bangsa tempat
Beliau lahir, kehiduan keagamaan dan sosial budayanya.
Sebagai seorang yang masih
belajar, penulis menyadari masih banyak sekali kesalahan, baik dalam segi
penulisan atau pun cara pengutipan. Tapi itu semua tak menjadi penghalang saya
untuk tetap belajar. Sebagai ganti dari perhatian bapak saya disini mengucapkan
terimakasih.
1. Asal mula bangsa Arab
Bangsa Arab menurut silsilahnya berakhir pada
Sam bin Nuh dimana darinya muncul bangsa Babilonia Khaldea, Asyuria, Ibrani,
Phunisia, Aram dan Habsyi, Kecuali bangsa Arab bangsa bangsa keturunan Sam bin
Nuh atau rumpun Semit ini sehagian besar sudah lenyap dan tidak dikenal lagi.[1]
Dilihat dari letak geografisnya,
daratan jazirah arab dibagi menjadi tiga bagian yaitu arab baagian selatan,
bagian tengah dan utara.[2] Didaerah
Arab Selatan, Curah hujan cukup banyak masyarakatnya hidup dengan bercocok
tanam, sehingga tingkat peradabannya cukup tinggi. Disamping itu, letaknya
didalam dunia perdagangan sangat strategis (antara India dan Mesir). Di daerah
Kerajaan serba meliputi Kerajaan yaitu Kerajaan Saba. Daerah Kerajaan Saba
meliputi daerah Yaman sekarang. Bangsa Saba mempunyai sistem pengairan yang
baik. Terbukti dari adanya bendungan Ma’rib yang terkenal itu. Kerajaan Saba
banyak mendirikan daerah-daerah Koloni di Afrika (Pantai Laut Merah). Daerah
kolonialnya yang terkenal diantaranya adalah Abessyara (Habashat). Kerajaan
Saba runtuh pada tahun 575 SM ketika ditundukkan oleh Iran.
Lain halnya dengan Arab Tengah,
Sebagian besar daerahnya merupakan gurun pasir. Penduduknya hidup berkelompok
dan biasa disebut dengan suku Badawi. Mereka hidup dari hasil peternakan dan
perampasan kafilah-kafilah yang melewati daerah itu. Mereka adalah pemberani
yang suka sekali berperang dan tidak mau tunduk kepada siapapun. Disebut daerah
Arab Tengan terdapat jalur perjalanan yang biasa digunakan para kafilah untuk
membawa barang-barang dari Asia dibawa ke syaria diteruskan ke Eropa (Romawi).
Arab Utara berbatasan dengan
daerah-daerah yang sudah maju seperti Romawi dan Iran. Daerah ini juga dengan
jalur jalan raya Mesir-Romawi-Iran yang bertemu di daerah Palestina merupakan
daerah yang menjadi pusat peradaban tinggi sejak jaman dahulu. Orang-orang Arab
yang berada di daerah itu sudah banyak mendapat pengaruh peradaban asing.
Banyak dari mereka yang sudah masuk agama Kristen atau Yahudi bahkan mereka
pernah mempunyai Kerajaan sendiri yang bernama kereja Nabatea dengan ibukotanya
Petra (+ 200 SM-105 M) dan setelah itu
Kerajaan Palmyra (+ 250-273 M). Kemudian muncul Kerajaan Ghassan (di syrra)
yang memihak Romawi dan Kerajaan Hira (di Irak) yang memihak Iran, kedua
Kerajaan Arab ini tenggelam ketika Islam mulai bergerak ke luar Arabia.
Jika dilihat dari
segi keturunan, bangsa arab dibagi menjadi dua yaitu keturunan qahthan
(qathaniyah) dan keturunan ismail bin ibrahim (adnaniyun).[3]
Arab Qahtaniyyah menurunkan kabilah Jurhum dan Ya'rib. Dari `ya'rib menurunkan
suku besar Kahlan dan Himyar. termasuk dalam suku Kahlan antara lain Thaii,
Hamdan, Madzhij, Amilah, Judzam, Azed. Sedangkan yang termasuk suku Himyar antara
lain, Qudla'ah, Tanukh, Kalb, Juhainah dan Udzrah. Arab Musta'ribah, Arab
Adnaniyah akhirnya bercabang menjadi dua suku besar yaitu Kabiah dan Mudlar.
Dari Kabiah muncul kabilah Asad yang menempati utara lembah Rimmah dan kabilah
Wail yang bercabang menjadi suku Bakr dan Taghlab. Adapun dari Mudlor bercabang
menjadi kabilah Qais Ailan yang menurunkan marga Hawazin dan Sulaiman; kabilah
Tamim, kabilah Hudzail menempati pegunungan dekat Mekkah, dan kabilah Kinanah
dimana suku Quraisy datang darinya.[4]
Sedang adnaniyun merpakan keturunan dari Adnan, Nizar atau Ma'ad yang mendiami wilayah utara jazirah
Arab. Bangsa ini di sebut juga dengan Ismailiyah karena merupakan keturunan
dari Ismail Ibn Ibrahim.
2. Kondisi keagamaan
Bangsa arab ketika menjelang
datangnya islam adalam masa dimana mengalami degradasi keagamaan. Pengaruh
agama samawi telah luntur dan telah mengalami perubahan dan pergantian. [5]
yang penyebabnya tidak lain dari generasi bangsa arab itu sendiri yang menyelewengkannya,
akibat dari kerjasama mereka dengan bangsa lain. Selain itu juga yang menjadi
penyelewengan ini kian menjadi ketika dalang dibelakanynnya adalh orang orang
penting bangsa arab, seperti pemuka agama, pendeta, pastur, dan para penguasa
bnagsa tersebut. Sebab lain dari kondisi ini adalah banyak masuknya
pemikiran-pemikiran yang memperdebatkan tentang agama samawi tersebut.[6]
Agama bangsa arab sebenarnya
monotheis, yaitu agama nabi Ibrahim, tapi sudah diselewengkan. Seperti kaum
saba’ yang menyembah api dan orang Persia yang menyembah api. Dan orang romawi
beragama Kristen mengajarkan cabang tertentu kepada orang arab, dan bagi yang
tidak mau mempelajarinya akan dikenakan hukuman seperti potong tangan atau
potong kaki. Atau lebih parah memberikan hukuman kematian secara perlahan
dengan membakarnya di atas lilin.[7]
Ada bermacam-macam pendapat tentang
cara berpindahnya bangsa Arab dari agama Nabi Ibrahim kepada kepercayaan
Watsani.[8]
Boleh jadi di antara pendapat-pendapat itu, yang lebih dekat kepada yang
sebenarnya ialah yang dituturkan oleh Ibnul Kalbi yitu :
Yang menyebabkan bangsa Arab akhirnya
menyembah berhala dan batu, ialah siapa-siapa yang meninggalkan kota Makkah
selalu membawa sebuah batu, siambilnya sari batu-batu yang ada di Haram Ka’bah,
dengan maksud untuk menghormati Haram itu, dan untuk memperlihatkan cinta
mereka terhadap kota Makkah. Dengan demikian jelaslah sudah betapa agama Nabi
Ibrahim telah campur aduk dengan kepecayaan Watsani.
Dalam keadaan yang gelap gulita ini
didapati pula diantara bangsa Arab itu orang-orang yang melecehkan dan tidak
suka menyembah berhala. Mereka antara lain ialah: Waraqah ibnu Naufal, Usman
ibnu Huairis, Abdullah ibnu Jahsy dan Zaid ibnu Umar.
Warakah dan Usman akhirnya memeluk
agam Masehi. Abdullah tetap ragu-ragu sampai datangnya agama Islam. Diwaktu
agama Islam datang, lalu dianutnya, akan tetapi kemudian ditinggalkannya, dan
dianutnya pula agama Masehi, sebagai yang tersiar dimasanya, tetapi jiwanya
tiada puas dengan penyembahan berhala, dan agama Islam belum pula lahir lagi di
awktu itu, Oleh karena itu kelihatanlah dia sebagai seorang yang menciptakan
agama sendiri. Dijauhinya berhala, dan tiadalah dia mau memakan bangkai dan
darah.
Di antara orang-orang yang juga tidak
mau menyembah berhala ialah : Umaiah ibnu Abish Shalt dan Quss ibnu Sa’idah al
Iyadi. Adapun di antara berhala-berhala terpenting yang disembah oleh bangsa
Arab, ialah "Hubal". Hubal ini terbuat dari batu akikk berwarna
merah, berbentuk manusia. Yaitu dewa mereka yang terbesar. Dia diletakkan di
Ka’bah.
Disamping itu banyak lagi
berhala-berhala yang lain, diantaranya yang penting: Al lata, tempatnya di
Thaif, menurut Tsaqif (penduduk Thaif) Al lata ini adalah berhala yang paling
tua.
Al ‘Uzza, tempatnya di Hejaz.
Kedudukannyasesudah Hubal. Manah, tempatnya didekat kota Madinah. Manah ini
dimuliakan oleh penduduk Yatsib.
Baik pula diketahui bahwa bangsa Arab
menyembah berhala-berhala ini adalah sebagai perantara kepada Tuhan, jadi pada
hakekatnya bukanlah berhala-berhala itu yang mereka sembah.
Untuk mendekatkan diri kepada
dewa-dewa itu, maka oleh bangsa Arab disajikan kepadanya korban-koraban dari
binatang ternak. Bahkan pada suatu ketika pernah pula mereka mempersembahkan
manusia sebagai koraban kepada dewa-dewa.
Peristiwa Abdul Mutthalib yang hampir
saja menyembelih puteranya yang bernama Abdullah buat jadi koraban kepada
dewa-dewa – sebagai yang akan kita tuturkan nanti – menunjukkan bahwa
mempersembahkan manusia sebagai koraban kepada dewa-dewa pernah dikerjakan oleh
mereka.
Mereka pun biasa pula bertenung, dan
melihat peruntungan kepada dewa-dewa itu. Bilaman seorang hendak mengerjakan
sesuatu pekerjaan yang berarti, umpamanya hendak berpergian, atau kawin,
pergilah ia ke Ka’bah untuk bertenung dan melihat pendapat dewa-dewa terhadap
pekerjaan itu. Yang menjadi juru tenung ialah penjaga-penjaga Baitullah.
Di samping pemujaan kepada
berhala-berhala, agama-agama ketuhanan pun telah pernah memasuki Jazirah Arab,
sebelum datang agama Islam. Diatas telah pernah kita tuturkan tentang seorang
raja Yaman yang bernama Zu Nuas. Telah kita sebutkan pula bahwa raja ini
memeluk agama yahudi itu. Zu Nuas menerima agama Yahudi dari orang-orang Yahudi
yang berpindah ke Yaman.
Dalam pada itu di Yatsib, Khaibar,
Wadil Qura dan lain-lain ada pula orang-orang yang beragama Yahudi. Boleh jadi
mereka berasal dari Palestina, atau mereka ialah bangsa Arab yang telah memeluk
agama Yahudi
Agama Masehi pun pernah masuk ke
Jazirah Arab. Telah kita sebut juga di atas mengenai kaum Masehi Najran yang
dimusnahkan oleh Zu Nuas. Di Ghassan ada kaum Masehi, demikian pula di Yaman
waktu negeri Yaman di bawah pemerintahan bangsa Habsyi, Agama Masehi datangnya
ke Jazirah Arab ialah dari Siria, Mesir dan Habsyi.
Tetapi, agama Yahudi dan Masehi
tiadalah tersiar betul tanah Arab.Yang demikian disebabkan adanya diskiriminasi
yaitu agama Yahudi menurut bagsa yahudi adalah agama dari "suatu bangsa
yang pilihan"
Kendatipun seorang Arab telah
menganut agama Yahudi, namun dia tiadalah akan mendapat hak sama dengan seorang
Yahudi keturunan Yahuda. Oleh karena itu tiadalah rela bangsa Arab untuk
memeluk suatu agama yang akan menempatkannyapada suatu derajat dibawah dari
derajat penyeru-penyeru agama itu sendiri.
Adapun agama Masehi, telah jauh telah
jauh diselewengkan oleh para ekstrimis dan ditakwilkan oleh orang-orang bodoh.[9]
Diantaranya memperdebatkan tantang hakekat isa almasih mengenai penciptaannya.
Kaum pagan sudah mempengaruhi agama ini sehingga hari raya matahari milik kaum
pagan diubah oleh mereka menjadi hari kelahiranisa almasih. selain itu
diperparah dengan sikap saling mengkafirkan satu samalain hingga saling
membunuh.
3. Kondisi kehidupan sosial budaya
Masa Arab sebelum islam dikenal
dengan sebutan zaman Jahiliya. Pada masa ini bangsa tidak mempunyai
pemerintahan yang rapi, karena tatanan kehidupan mereka hanya diatur menurut
kebiasaan yang diwariskan oleh leluhur mereka. Mereka hidup berpindah tempat
untuk mencari penghidupan yang lebih layak.
Hal ini juga dipengaruhi oleh
lingkungan tanah Arab yang bergurun pasir dan bergunung- gunung. Mereka yang
merupakan bangsa pemberani didalam membela pendiriannya bahwa kalau perlu
mereka berperang sampai titik darah penghabisan dalam mempertahankan
kepribadiaan Arabnya.[10]
Bangsa Arab pada zaman sebelum islam
mempunyai adat istiadat penuh dengan takhayul. Mereka juga dipandang memilki
akhlak yang tidak pantas seperti bermain judi, minum-minuman keras, dan
berfoya-foya. Bahkan mereka melakukan pencurian dan perampokan pada suku-suku
yang lain, kalau tertangkap menimbulkan perselisihan dan akhirnya terjadi
peperangan antar suku bangsa di Arab. Ada juga suku bangsa di Arab yang biasa
melakukan tindakan kekejaman yaitu dengan mengubur anak perempuannya
hidup-hidup. Menurut kepercayaan, anak perempuan dipandang tidak berguna dan
orang tuannya merasa hina jika memiliki anak perempuan.
Fakta di atas
menunjukkan bahwa pengertian Jahiliah yang tersebar luas di antara kita perlu
diluruskan agar tidak terulang kembali salah pengertian. Pengertian yang tepat
untuk masa Jahiliah bukanlah masa kebodohan dan kemunduran, tetapi masa yang
tidak mengenal agama tauhid yang menyebabkan minimnya moralitas.[11]
Penutup
Kesimpulan dari makalah ini adalah
bangsa arab jika dilihat dari letak geografisnya dibagi menjadi tiga bagian
yaitu arab bagian selatan, bagian tengah, dan bagian utara. Dan jika dilihat dari
keturunannya yaitu ada dua diantaranya keturunan qathan atau disebut qathaniyah
dan keturunan ismail bin Ibrahim yang disebut adnaniyun.
Kehidupan keagamaan bangsa arab
sebelum adanya islam telah terjadi terdegradasi yang diakibatkan dengan
maraknya pengaruh-pengaruh dari bagsa lain. Yang sebenarnya agama bangsa arab adalah
agama Ibrahim, tapi telah diselewegkan oleh pegaruh Persia dan romawi yang
beragama pagan.
Seperti kita tahu Masa Arab sebelum
islam dikenal dengan sebutan zaman Jahiliya. Pada masa ini bangsa tidak
mempunyai pemerintahan yang rapi, karena tatanan kehidupan mereka hanya diatur
menurut kebiasaan yang diwariskan oleh leluhur mereka. Mereka hidup berpindah
tempat untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan tanah
Arab yang bergurun pasir dan bergunung- gunung. Mereka yang merupakan bangsa
pemberani didalam membela pendiriannya bahwa kalau perlu mereka berperang
sampai titik darah penghabisan dalam mempertahankan kepribadiaan Arabnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-ismail, tarikh Muhammad saw, grafindo persada.
Jakarta 1996
Artikel Pertumbuhan
Dan Perkembangan Agama Dan Kebudayaan Islam Di Jazirah Arab, hal.1
Artikel Sejarah bangsa arab sebelum islam.
dari: http://santriuniversitas.blogspot.com/2010/12/asal-usul-bangsa-arab.html,Dikutip
tanggal 27 desember 2013,
dari: http://sejarahperadabanislam77.blogspot.com/2013/05/kehidupan-bangsa-arab-sebelum-datangnya.html,
Dikutip tanggal 27 desember 2013
Prof.
DR. Ali Muhammad Ash-shalabi, sejarah
lengkap rasulullah: fiqih dan studi
analisa komperhensif,pustaka kautsar. Jakarta 2012
Yatim DR. badri MA, sejarah peradaban islam, rajawali
press, Jakarta
[1] Dikutip tanggal 27 desember 2013, dari: http://santriuniversitas.blogspot.com/2010/12/asal-usul-bangsa-arab.html
[2] Pertumbuhan Dan Perkembangan
Agama Dan Kebudayaan Islam Di Jazirah Arab, hal.1
[3] DR. badri yatim MA, sejarah peradaban islam, rajawali press,
Jakarta
[4] Ibid.
[5] Prof. DR. Ali Muhammad Ash-shalabi, sejarah lengkap rasulullah: fiqih
dan studi analisa komperhensif,pustaka kautsar. Jakarta 2012
[6] Ibid.
[7] Al-ismail, tarikh Muhammad
saw, grafindo persada. Jakarta 1996
[8] Sejarah bangsa arab sebelum islam.
hal.39
[9] DR. badri yatim MA, sejarah peradaban islam, rajawali press,
Jakarta
[10] Ibid hal.2
[11]
Dikutip tanggal 27 desember 2013 dari: http://sejarahperadabanislam77.blogspot.com/2013/05/kehidupan-bangsa-arab-sebelum-datangnya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar