Pendahuluan
Dalam sumber-sumber
sejarah dan budaya masa lalu, manusia sekarang perlu mengetahuiya sebagai
pelajaran dan nilai lhur yang tidak boleh dilupakan. Karna dengan itu manusia
dapat belajar dari masa lalu untuk dilasanakan dengan baik dimasa kini dan
tujuannya anti dimasa yang akan dantang. Maka dari itu sumber-sumber
peninggalan masa lalu amat penting seperti sumber tertulis, sumber lisan dan
artefak patut kita kaji dan pelajari bersama.
Filologi sebagai ilmu
yang mempelajari teks-teks kuno sebagai sumber masa lalu amat penting
dipelajari, mengingat seperti di indonesia amat banyak ditemukan naskah-naskah
seperti itu. Maka dengan itu mempelajari metode pengkajiannya merupakan nilai
tambah untuk mengetahui informasi mengenai budaya masa lalu maupun sejarah yang
amat penting bagi kelangsungan hidup kita itu.
Naskah-naskah kuno
sanagtlah beragam, mulai dari jenisnya, latar belakang sejarah dan jenis konten
yang terkendung dalam naskah tersebut, apakah sejarah, sastra, dan tradisi yang
tertulis didalamya. Maka dari itu filologi untuk mengkaji naskah-naskah
tersebut memerlukan ilmu bantu lain untuk bisa secara jelas menggali informasi
yang terkandung dalam naskah tersebut. Maka dalam makalah ini akan membahas
tentang ilmu bantu filologi.
Pembahasan
Dalam mempelajari
filologi kita bisa menemukan berbagai informasi mengenai budaya, adat istiadat
dan cerita masa lalu seperti warisan Melayu zaman Sriwijaya, Pasai, Malaka,
Aceh, Johor, dan Riau. yang kesemuanya itu amat penting untuk kita ketahui agar
bisa belajar darinya untuk diterapkan dimasa kini dan hasilnya dimasa yang akan
datang. Filologi juga merupakan satu cara bekerja untuk memahami, menelaah
suatu naskah. Hasil telaah itu dapat digunakan sebagai alat untuk memahami
perkembangan cara berfikir dan adat istiadat pada saat itu.
Seperti yang sudah di
paparkan dalam pendahulan makah ini, bahwa naskah-askah kuno yang digunakan
sebagai objek kajian filologi berisi konten yang sangat beragam didalamnya. Ada
dalam suatu naskah berisi informasi tantang sejarah suatu peradaban, ada juga
yang berisi karya sastra seorang pujanga pada zamannya, ada yang berisi adat
istiadat satu daerah di zaman dulu, dan ada juga naskah yang bersisi teks-teks
keagamaan. Maka dengan keragaman itulah, filologi memerlukan ilmu-ilmu bantu
untuk mengkaji suatu naskah.
1. Pengatahuan bahasa-bahasa yang mempengaruhi bahasa teks
Sangat diperlukan oelh
seorang filolog untuk mengetahui bahasa-bahasa teks, karna untuk mengkaji suatu teks dengan bahasa
tertentu maka kita juga harus mengetahui dan mengerti suatu bahasa tertentu.
Jika dilihat dalam konteks filologi nusantara, maka harus mengetahui
bahasa-bahasa seperti bahasa sansekerta, bahasa arab dan bahasa-bahasa daerah
nusantara.
a. Bahasa sansekerta, diperlukan untuk pengkajian terhadap naskah-naskah jawa, khususnya jawa kuno, dalam naskah jawa kuno tampak jelas pegaruh bahasa ini seperti penyerapan kosa-kata atau frase. Seperti ada dalam kakawin Ramayana, uttarakanda, sang hyang kamahayanikam.
b. Bahasa Arab, diperlukan terutama untuk mengkaji naskah-naskah yang dipengaruhi ajaran Islam, khususnya yang bersisi ajaran tassawuf atau suluk. Dalam kata-kata yang sekian banyak jumlahnya, terlihat kata-kata frase, kalimat, ungkapan dan nukilan-nukilan dalam bahasa Arab.
c. Pengetahun bahasa-bahasa daerah nusantara, disamping bahasa-bahasa daerah yang sangat besar pegaruhnya seperti yang disebut di atas, maka untuk penggarapan naskah-naskah nusantara dibutuhkan pengetahuan tentang bahasa daerah yang erat kaitannya dengan bahasa naskah. Pengetahuan ini diperlukan jika ingin menerjemahkan dari salah satu bahasa daerah ke bahasa indonesia sebagai bagian dari kegiatan filologi.
2. Linguistik
Linguistik
menurut kamus besar bahasa idonesia merupakan ilmu kebahasaan yang menelaah
bahasa secara ilmiah. Lingguistik
merupakan suatu ilmu yang mempelajari bahasa yang berkembang dalam masyarakat
dan perkembangannya. Karena bahasa teks sangat berbeda dengan bahasa
sehari-hari masyarakat, maka seorang filolog harus menguasai lingguistik.
Linguistik pada mulanya merupakan bagian atau cabang ilmu dari filologi yang
dipakai dalam metode penelitian filologi. Pada awal abad 20, lingguistik memisahkan
diri dan menjadi salah satu disiplin ilmu yang berkembang di Eropa.
Antara
lain etimologi, sosiolinguistik, dan stilistika, merupakan cabang ilmu
linguistik yang juga diperlukan ilmu filologi untuk menkaji suatu teks dalam
naskah. Ada juga ilmu telaah kebahasaan lain yang juga membantu filologi untuk
mengkaji suatu naskah. Seperti fonologi, yang mempelajari bunyi kata;
morfologi, yang mempelajari pembentukan kata dan semantik, yang mempelajari
makna kata.
3. Ilmu Sastra
Dalam
hal ini Ilmu sastra diperlukan bila menangani teks yang berisi cerita. Sebagai
contoh, antara lain teks-teks melayu yang tergolong cerita pelipur lara, cerita
jenaka, cerita wayang, cerita panji dsb. ilmu sastra juga berfungsi Terutama berupa penyediaan suntingan naskah lama
dari hasil pembahasan teks yang mungkin dapat dimanfaatkan sebagai bahan
penyusunan sejarah sastra atau teori
sastra. Hasil-hasil kajian terhadap teks-teks sastra lama akan sangat berguna
untuk menyusun teori-teori ilmu sastra secara umum.
Untuk
mengkaji teks-teks sastrawi filologi memerlukan cara-cara pendekatan yang
sesuai dengan sifat objeknya yaitu: Pendekatan Pragmatik (Menonjolkan pengaruh karya sastra terhadap
pendengar/pembaca). Pendekatan Ekspresif (Menonjolkan
penulis karya sastra sebagai penciptanya). Pendekatan Objektif ( Menonjolkan karya sebagai stuktur yang
otonom, lepas dari latar belakang sejarahnya dan diri dan niat penulisnya).
4. Ilmu Agama
Sangat diutamakan sekali
untuk mengerti tentang ilmu-ilmu keagamaan dalam meneliti teks-teks keagamaan,
karna dengan mengetahui ilmu tersebut, maka filolog akan mengerti informasi apa
yang terkendung dalam teks-teks keagamaan tersebut. Lebih lanjut, Dari sejumlah 5.000 naskah Melayu yang telah berhasil dicatat
oleh Ismail Hussein dari perpustakaan dan museum berbagai Negara yang terdiri
dari 800 judul, 300 judul diantaranya berupa karya-karya dalam bidang ketuhanan
(Baried, 1994:23). Dalam pernyataan ini
menandakan bahwa ilmu tentang agama memiliki peran penting dalam pengkajian
filologi yang nantinya dapat memberikan kontribusi terhadap pemecahan isi dari
suatu naskah.
Seperti
Dalam naskah melayu baru tampak pengaruh agama Islam, misalnya penulisan syair
Hamzah Fansuri, tulisan tokoh Misticisme terkenal Abdus Samad
al-Falimbani, Syamsudin as-Sumatrani. Dalam naskah jawa kuno akan tampak jelas
pangaruh agama Hindu dan Budha. Terdapat sejumlah besar naskah jawa berisi
ajaran-ajaran agama, seperti Brahman
Dapurana dan Agastyaparwa untuk
agama Budha.
5. Antropologi
Seorang filolog dapat memnfaatkan hasil kajian atau metode antroplogi sebagai ilmu yang
objek penyelidikannya manusia dari segi fisiknya, masyarakatnya dan
kebudayaannya. Masalah yang bersangkutan dengan antropologi antara lain adanya
sikap masyarakat dalam pemeliharaan naskah tersebut, apakah masyrakat
menganggapnya sebagai benda kramat atau tidak.
Dalam perkembangan antroplogi, pada abad ke-20,
folklor memisahkan diri dari cabang ilmu antroplogi. Folklor merupakan ilmu
yang mempelajari tentang bahasa lisan dan upacara-upacara yang dianggap kramat
oleh masyarakat. Bahasa lisan yang menjadi objek bagi folklor sangat membantu
filolog dalam memahami dan mempelajari bahasa lisan suatu masyarakat.
6. Sejarah Kebudayaan
Dalam pengkajian secara historis terhadap karya-karya
lama diperlukan pengetahuan sejarah kebudayaan. Sejarah
kebudayaan sangat penting untuk diketahui peneliti dibidang studi naskah
Nusantara, terutama sejarah kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam. Melalui sejarah
kebudayaan akan diketahui pertumbuhan dan perkembangan unsur-unsur budaya suatu
bangsa. Unsur budaya yang erat
kaitannya dengan perkembangan karya sastra nusantara antara lain sistem
kemasyarakatan, kesenian, ilmu pengetahuan, dan agama. Kita mempelajari
kebudayan suatu masyarakat untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman masyarakat
pada waktu itu dalam menuliskan pemikirannya dalam sebuah karya tulisan.
7. Paleografi
Dari beberapa ilmu pendukung dalam pembahassan filologi,
paleografi merupakan ilmu yang wajib dimiliki oleh seorang filolog dikarenakan
ilmu ini membahas mengenai tulisan-tulisan kuno. Sedangkan hubungan antara
keduanya adalah pengkajian mengenai penjabaran tulisan-tulisan kuno baik dalam
prasasti, batu atau pun logam. Lebih lanjut, paleografi akan membantu dalam
menentukan waktu dan tempat terjadinya tulisan tersebut. Hal ini sangat penting
karena indikator-indikator yang muncul dari tulisan tersebut akan memberikan
titik terang tentang siapa pengarang tulisan tersebut. Selain itu, hal yang
tidak boleh dilewatkan adalah pengamatan anatomi dari tulisan itu sendiri
seperti ukuran, bahan naskah, tinta, panjang dan jarak baris dalam tulisan.
Dalam sejarah Asia tenggara, ada pula tulisan kuno
yang dikembangkan di Nusantara dulu. Tulisan itu adalah tulisan yang disebut
Palawa. Tulisan ini dibagi menjadi 2 ciri, palawa awal dan palawa lanjut.
Palawa awal menunjukkan adanya pengaruh dari India Selatan dan Sri Langka di
abad ke-3 hingga abad ke-5. Sedang palawa lanjut, dimulai pada abad ke-7 dan 8.
Kesimpulan
Dalam meneliti teks
yang sanagat beragam, filologi tidak
mungkin berdiri sendiri dengan metodenya tanpa bantuan dari ilmu-ilmu lain yang
mengkaji latar nelakang budaya, agama, bahasa maupun isi dalam suatu naskah.
Maka dengan itu filolog ilmu-ilmu bantu untuk mengkaji suatu naskah.
Ilmu-ilmu itu antara
lain, ilmu bahasa yang mempengaruhi bahasa naskah, linguistik, ilmu sastra,
ilmu sejarah kebudayaan, ilmu antaropologi, ilmu keagamaan dan paleografi. Dan
ilmu-ilmu itulah yang digunakan untuk mempermudah para filolog untuk mengkaji
suatu naskah kuno.
Daftar Pustaka :
Baried, Baroroh, Pengantar Teori Filologi, Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud, 1983.
Lubis, Nabilah., Naskah, Teks dan Metode Penelitian
Filologi, Jakarta: Yayasan Media Alo
Indonesia, 2007.
Kamus besar bahasa Indonesia edisi III. Pusat Bahasa Diknas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar