Ketika umat islam mengalami kemajuan pesat dalam penulisan
sejarah, tidak ada bangsa lain pada waktu itu yang bisa menulis sejarah seperti
kaum muslimin. Para sejarawan muslim telah banyak menulis ribuan buku dengan
berbagai tema didalmnya. Maka dengan banyaknya karya tersebut, agak sulit untuk
mengklasifikasikan buku-buku sejarah tersebut berdasarkan tema yang terkandung
dalam setiap buku. Nemun meskipun demikian, sejarawan muslimpada periode
pertengahan, sudah mulai mengklasifikasikan karya-karya sejarah pada teme-tema
tertentu. Seperti karya al-Dzahabi yaitu al-i’lan al-taubikh li man dzamm
al-tarikh. Tema-tema tema-tema yang
terkandung dalam kitab terbebut secara
garis besar meliputi:
1. Sirah (biografi) Nabi Muhammad saw.2. Qishash al-anbiya’ (kisah para Nabi)3. Sejarah para sahabat4. Sejarah khalifah5. Sejarah para raja dan dinasti: persia, byzantum, raja tar-tar, bani saljuk, dll.6. Sejarah para menteri (wazir)7. Sejarah para amir (panglima), pejabat tinggi, gubernur dan sekretaris.8. Sejarah para faqih dan ulama madzhab.9. Sejarah para ahli qiraat tujuh.10. Sejarah para huffadz11. Sejarah para ulama dan ahli hadits terkemuka.12. Sejarah para sejarawan.13. Serah para ahli gramatika bahasa, penyair, ahli kamus, dan sastrawan.14. Sejarah para ahli ibada, para wali, tokoh sufi dan orang-orang sholeh.15. Sejarah para hakim, jakasa, orang kepercayaan dan gubernur provinsi.16. Sejarah para guru, penulis buku dan pembaca hikayat.17. Sejarah para penghutbah, muballigh, para seniman dan ahli musik.18. Sejarah para syarif, bangsawan para pemikira dan orang-orang bijak.19. Sejarah para dokter, filosof, geometri dan insinyur.20. Sejarah para teolog.21. Sejarah sekte-sekte dalam syi’ah.22. Sejarah golongan-golongak khawarij, anti ali dan para pembuat ibadah.23. Sejarah ulama, ahli fiqih, sufi dari kalangan al-sunah.24. Sejarah orang bakhil, orang tamak dan sebagainya.25. Sejarah-orang-orang cacat.26. Sejarah para ahli astrologi, tukang sihir, dukuk, ahli kimia, dan lain-lain.27. Sejarah para ahli nasab (genealogy), akhbari dan orang-orang baduy.28. Sejarah orang-orang berani, penunggang kuda dan sebagainya.29. Sejarah para pedagang, perjalanan-perjalanan yang menkjubkan, para pelaut pengembara.30. Sejarah para tukang dan para pekerja yang menakjubkan, peneliti yang ahli dan penemu berbagai macam objek.31. Sejarah para biarawan dan ahli mistik.32. Sejarah para imim, muazin, ahli tabir mimpi dan orang-orang awam.33. Sejarah para prampok, pemaincatur dan penjudi.34. Sejarah para penari ulung, pemain cinta, peminum arak, para banci, pembohong dan sebagainya.35. Sejarah orang-orang licik, penipu dan sebagainya.36. Sejarah orang-orang kaya.37. Sejarah ahli mantra, pengacau, perusuh dan sebagainya.38. Sejarah para pengemis.39. Sejarah orang yang meninggal karna alqur’an.40. Sejarah ahli nujum, dukun keramat dan orang-rang fasik.
Klasifikasi menurut al-Dzahabi tersebut, dalam pandangan
al-skahawi terlalu rumit. Oleh karena itu Ia ingin menyempurnakan karya
al-Dzahabi tersebut. Klasifikasi al-sakhawi sebagai berikut:
1. Karya sejarah tentang Nabi Muhammad Saw.2. Karya tentang para sahabat3. Karya sejarah tentang para syarif4. Karya sejarah tentang orang-orang quraisy dan keluarga-keluarga lainnya.5. Karya sejarah tentang al-Mawali (orang-orang persia muslim)6. Karya sejarah tentang para perawi terpercaya dan penulis kitab-kitab hadits.7. Karya sejarah yang memuat biografi para tokoh ilmu hadits8. Karya sejarah yang berupa ensiklopedi para ahli dan perawi hadits.9. Karya sejarah yang memuat biografi tokoh-tokoh yang mempunyai nama tertentu.10. Karya sejarah yang memuat biografi orang-orang yang berusia panjang dan berusia muda.11. Sejarah yang memuat biografi, baik seorang maupun beberapa orang.12. Biografi tokoh-tokoh tertentu.13. Karya sejarah lokal.14. Karya-karya tulis yang memberikan informasi tentang negri-negri tertentu.15. Karya-karya sejarah yang tidak terikat (muthlaq at-tarikh). Dalam bentuk ini as-sakhawi membaginya menjadi empat:
a. Karya sejaranh yang memuat peristiwa-peristiwa seperti gempa bumi, bencana alam dan pemberontakan.b. Karya sejarah yang memuat peristiwa-peristiwa dan menambahnya dengan orang-orang yang wafat.c. Karya-karya sejarah yang berupa kumpulan biografid. Karya sejarah yang memuat tagal-tanggal wafat para tokoh.e. Karya sejarah yang mengandung informasi yang bermacam-macam, seperti laporan pengembaraan dan lain-lain.
Meskipun sudah disederhanakan, klasiifikasi yang dibuat oleh
sakhawi itu dirasa masih sangat besar. Maka dalam hal ini abd al-aziz salim dan
muhammad ahmad tarhini mengklasifikasikan karya sejarah islam dimasa klasik dan
pertengahan menjadi tiga, yaitu sejarah dinasti, thabaqat dan nasab. Tetapi
karna tabaqat tidak idintik dengan biografi, melinkan kumpulan biografi, yang
berarti tidak termasuk biografi nabi, maka thabaqat diganti dengan biografi,
menjadi sejarah dinasti, biografi dan Nasab.
a. Sejarah Dinasti
Sejarah dinasti sudah dapat dilihat pada awal perkembangan
historiografi dalam islam. Seperti yang sudah disebutkan terdapat tiga aliran
kepenulisan sejarah pada awal islam. Dan jika ketiganya bertemu maka menjadi
warna baru bagi corak penulisan sejarah islam. Seperti muhamad ishaq ibn yashar
yang menulis tarikh al khulafa (sejarah para khalifah) tentang hubungan
khulafa’ rasyidin dengan khalifah-khalifah bani umayyah. Meskipun merangkum
banyak tema, sejarah dinasti banyak ditulis oleh sejarawan-sejarawan besar
muslim. Tetapi Dalam penulisan sejarah dinasti pra-islam, para sejarawan muslim
menemukan kesulitan, karna belum menemukan penanngalan seperti sebelum masehi
(SM) yang biasa dipakai oleh penulis-penulis barat.
Diantara sejarawan muslim yang menulis sejarah dengan
pendekatan dinasti yaitu ahmad ibn ya’qub ibn wadhih, atau lebih dikenal
senagai Al-ya’qubi. karya sejarahnya terdiri atas dua jilid, pertama tentang
sejarah klasik; kedua, khusus berbicara tentang sejarah islam. Sejarawan lain
seperti al-mas’udi dalamenulis karya sejaranya terpengaruh oleh al-ya’qubi.
Sedangkan sejarawan arab muslim yang lain yang menggunakan metode ini seperti
ibn ‘udzari dalam kitabya al-ma’arif, dan ya’qubi yang bukunya diberi judul
denga nama sendiri al-ya’qubi.
Perkembangan penulisan sejarah dinasti sejalan dengan
perkembangan politik dalam islam.historiografi dinasti sudah dimulai sejak abad
ke-3 H, semakin bertambah pesat, setika dunia islam mengalami desintegrasi
politik. Dengan munculnya dinasti-dinasti kecil yang saling berkompetisi. Pada
waktu itu penulisan sejarah dinasti menjadi alat propaganda politik. Akibatnya,
objektifitas berkurang dikarnakan para penulis sejarah berasal dari kalangan
istana.
b. Biografi
Sejarah penulisan biografi dimulai dengan menuliskan sejarah
hidup Nabi Muhammad Saw. Kemudian sahabat, tabi’in, tabi’it-tabi’in. Dan para
perawi hadits. Penulisan sejarah nabi tersebut bisa disebut penulisan sejarah
pertama. Karna subyek karya biografi tersebut adalah Nabi SAW, para sahabat dan
perowi hatis, makaterlihat dengan jelas bahwa penilisan biografi itu sanagat
berhubungan erat dengan kepentingan ilmu hadits. Karna tolok ukur sahih
tidaknya suatu hadits dilihat dari hapalan, kejujuran dan ketakwaan perawinya.
Maka dari itulah banyak para sejarawan yang temotivasi menulis biografi para
perawi hadits.
Dalam perkembangan selanjutnya muncul pula biografi para
tokoh-tokoh politik dan para ilmuwan. Akan tetapi penulisan biografi terakhin
ini berkembang dengan caranya sendiri. Tahap pertama, biografi tokoh-tokoh atau
ulama hanya diselipkan dalam karya-karya sejarah berbentuk sejarah dinasti.
Atau sejarah umum yang ditulis secara kronologis. Menurut para pengamat,
karya-karya seperti ini merupakn embrio dari tulisan biografi. Baru dalam
perkembangan selanjutnya, muncul karya-karya biografi khusus. Dalam biografi
ini ada beberapa macam penulisan. Yaitu:
1.
Penulisan
sirah
2.
Al-thabaqat,
al-Tarajim, dan al-Mu’jam
a. Kumpulan biografi sahabat
b. Thabaqat al-Muhaditsin (biografi
perawi hadits)
c. Biografi para penguasa dan pejabat
pemerintah
d. Biografi para ilmuwan dan pemikir
islam.
c. Al-Ansab
sudah umum dikelnal bahwa sejak jaman jahiliyah, orang-orang
arab sangat memperhatikan dan memlihara pengetahuan tentang nasab. Srtiap kabilah
menghapal silsilahnya dan membangga-banggakannya terhadap kabilah-kabilah yang
lain. akan tetapi, karna masih merupakan tradisi lisan, al ansab pra-islam
belum sepenuhnya dapat dikatakan sebagai bentuk ekspresi kesadaran sejarah.
Banyak sekali sejarawan muslim pada masa klasik menulis
tentang al-ansab. Al- Baladzuri, yang mengarang buku dengan judul ansab
al-Asyraf. Sebuah buku yang mengkaji tentang orang-orang terhormat dari
kalangan arab. Orang quraisy keturunan Ali bin Abi Thalib (alawi)keturunan
sahabat-sahabat pertama setelah islam mempunyai keduukan yang tinggi. Mereka
membentuk aristokrasi arab dalam sejarah islam.
Al-ansab ini juga, berkembang sampai ke spanyol, pada waktu
itu al-nsab menjadi perhatian besar dalam kajian keilmuan, bahkan mungkin bisa
dikatakan sebagai lebih besar dari ilmu-ilmu keagamaan yang lannya. Banyak
sejarawan yang mengarang tentang al-ansab ini, seperti ahmad ar-razi, muhammad
ibn hazm al-Qurthubi dan ibn abdul al-barr. Faktor yang menyebabkan al-ansab
sangat berkembang di spanyol antara lain:
1. Di spanyol banyak hidup masyarakat dari berbagai etnis, seperti arab, barbar dan keturunan arab (Indo).2. Sejarah islam di spanyol tidak dapat dipisahkan dari sejarah bani Umayyah, yang sebagaimana di damaskus yang berorientasi kearaban.3. Sejarah politik di spanyol diwarnai oleh persaingan Etnik, baik antara arab utara dan arab selatan, maupun antara arab dan barbar.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan penulisan al-ansab ini
berkembang dimasa klasik islam. Diantaranya adalah:
1. Tradisi al-ansab merupakan tradisi yang hidup dan banyak diminati orang arab sejak sebelum islam.2. Lembaga diwan (administrasi pemerintahan) yang diciptakan oleh umar ibn khatab menetapkan besarnya hadiah kepada kaum muslimin berdasarkan jauh dekatnya seseorang dengan nabi muhammad. Dan kebijakan ini berlanjut pada masa-masa sesudahnya.3. Persaingan politik antara kabilah-kabilah arab di negri-negri ‘baru’.4. Munculnya rasa kefanatikan pengikut ali ibn abi thalib.5. Pada masa bani umayyah karena didorong oleh tujuan-tujuan politik, pengetahuan dan penullisan mengenai al-ansab ini mendapat perhatian dan dukungan dari khalifah.6. Munculnya gerakan syu’ubiyah (kebangsaan) dimasa pemerintahan bani abbas. Gerakan syu’ubiyah pada saat itu terdiri dari orang-orang non arab yang semangat mengutuk orang-orang arab, orang arab bangkit untuk menantang untuk menunjukkan kemurnian darah mereka.
*Rangkuman dari salah satu bab dalam buku Perkembangan Historiografi Islam, Prof. Dr. Badri Yatim, MA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar