Senin, 12 Januari 2015

Tema-Tema Karya Sejarah Islam Pada Periode Klasik Dan Pertengahan

Dalam historiografi awal isam seperti aliran Yaman, Aliran Irak dan aliran madinah, tema-tema sudah mulai beragam. Semua tema yang terkandung dalam tiga aliran tersebut, direkam dalam karya-karya sejarah yang datang kemudian. Seperti Tarikh al-rasul wa al Muluk karya at-thabari. Biasanya karya seperti ini disebut karya sejarah umum. Dan dalam karya sejarah umum ini, para sejarawan pada waktu itu ada yang memakai pendekatan kronologi (hasb alhauliyat(atau pendekatan tematik (hasb ai-maudu’at).
Ketika umat islam mengalami kemajuan pesat dalam penulisan sejarah, tidak ada bangsa lain pada waktu itu yang bisa menulis sejarah seperti kaum muslimin. Para sejarawan muslim telah banyak menulis ribuan buku dengan berbagai tema didalmnya. Maka dengan banyaknya karya tersebut, agak sulit untuk mengklasifikasikan buku-buku sejarah tersebut berdasarkan tema yang terkandung dalam setiap buku. Nemun meskipun demikian, sejarawan muslimpada periode pertengahan, sudah mulai mengklasifikasikan karya-karya sejarah pada teme-tema tertentu. Seperti karya al-Dzahabi yaitu al-i’lan al-taubikh li man dzamm al-tarikh. Tema-tema  tema-tema yang terkandung dalam kitab terbebut  secara garis besar meliputi:
1.    Sirah (biografi) Nabi Muhammad saw.
2.    Qishash al-anbiya’ (kisah para Nabi)
3.    Sejarah para sahabat
4.    Sejarah khalifah
5.    Sejarah para raja dan dinasti: persia, byzantum, raja tar-tar, bani saljuk,  dll.
6.    Sejarah para menteri (wazir)
7.    Sejarah para amir (panglima), pejabat tinggi, gubernur dan sekretaris.
8.    Sejarah para faqih dan ulama madzhab.
9.    Sejarah para ahli qiraat tujuh.
10.  Sejarah para huffadz
11.  Sejarah para ulama dan ahli hadits terkemuka.
12.  Sejarah para sejarawan.
13.  Serah para ahli gramatika bahasa, penyair, ahli kamus, dan sastrawan.
14.  Sejarah para ahli ibada, para wali, tokoh sufi dan orang-orang sholeh.
15.  Sejarah para hakim, jakasa, orang kepercayaan dan gubernur provinsi.
16.  Sejarah para guru, penulis buku dan pembaca hikayat.
17.  Sejarah para penghutbah, muballigh, para seniman dan ahli musik.
18.  Sejarah para syarif, bangsawan para pemikira dan orang-orang bijak.
19.  Sejarah para dokter, filosof, geometri dan insinyur.
20.  Sejarah para teolog.
21.  Sejarah sekte-sekte dalam syi’ah.
22.  Sejarah golongan-golongak khawarij, anti ali dan para pembuat ibadah.
23.  Sejarah ulama, ahli fiqih, sufi dari kalangan al-sunah.
24.  Sejarah orang bakhil, orang tamak dan sebagainya.
25.  Sejarah-orang-orang cacat.
26.  Sejarah para ahli astrologi, tukang sihir, dukuk, ahli kimia, dan lain-lain.
27.  Sejarah para ahli nasab (genealogy), akhbari dan orang-orang baduy.
28.  Sejarah orang-orang berani, penunggang kuda dan sebagainya.
29.  Sejarah para pedagang, perjalanan-perjalanan yang menkjubkan, para pelaut pengembara.
30.  Sejarah para tukang dan para pekerja yang menakjubkan, peneliti yang ahli dan penemu berbagai macam objek.
31.  Sejarah para biarawan dan ahli mistik.
32.  Sejarah para imim, muazin, ahli tabir mimpi dan orang-orang awam.
33.  Sejarah para prampok, pemaincatur dan penjudi.
34.  Sejarah para penari ulung, pemain cinta, peminum arak, para banci, pembohong dan sebagainya.
35.  Sejarah orang-orang licik, penipu dan sebagainya.
36.  Sejarah orang-orang kaya.
37.  Sejarah ahli mantra, pengacau, perusuh dan sebagainya.
38.  Sejarah para pengemis.
39.  Sejarah orang yang meninggal karna alqur’an.
40.  Sejarah ahli nujum, dukun keramat dan orang-rang fasik.
Klasifikasi menurut al-Dzahabi tersebut, dalam pandangan al-skahawi terlalu rumit. Oleh karena itu Ia ingin menyempurnakan karya al-Dzahabi tersebut. Klasifikasi al-sakhawi sebagai berikut:
1.      Karya sejarah tentang Nabi Muhammad Saw.
2.      Karya tentang para sahabat
3.      Karya sejarah tentang para syarif
4.      Karya sejarah tentang orang-orang quraisy dan keluarga-keluarga lainnya.
5.      Karya sejarah tentang al-Mawali (orang-orang persia muslim)
6.      Karya sejarah tentang para perawi terpercaya dan penulis kitab-kitab hadits.
7.      Karya sejarah yang memuat biografi para tokoh ilmu hadits
8.      Karya sejarah yang berupa ensiklopedi para ahli dan perawi hadits.
9.      Karya sejarah yang memuat biografi tokoh-tokoh yang mempunyai nama tertentu.
10.    Karya sejarah yang memuat biografi orang-orang yang berusia panjang dan berusia muda.
11.    Sejarah yang memuat biografi, baik seorang maupun beberapa orang.
12.    Biografi tokoh-tokoh tertentu.
13.    Karya sejarah lokal.
14.    Karya-karya tulis yang memberikan informasi tentang negri-negri tertentu.
15.    Karya-karya sejarah yang tidak terikat (muthlaq at-tarikh). Dalam bentuk ini as-sakhawi membaginya menjadi empat:
a.  Karya sejaranh yang memuat peristiwa-peristiwa seperti gempa bumi, bencana alam dan pemberontakan.
b.  Karya sejarah yang memuat peristiwa-peristiwa dan menambahnya dengan orang-orang yang wafat.
c.  Karya-karya sejarah yang berupa kumpulan biografi
d.  Karya sejarah yang memuat tagal-tanggal wafat para tokoh.
e.  Karya sejarah yang mengandung informasi yang bermacam-macam, seperti laporan pengembaraan dan lain-lain.
Meskipun sudah disederhanakan, klasiifikasi yang dibuat oleh sakhawi itu dirasa masih sangat besar. Maka dalam hal ini abd al-aziz salim dan muhammad ahmad tarhini mengklasifikasikan karya sejarah islam dimasa klasik dan pertengahan menjadi tiga, yaitu sejarah dinasti, thabaqat dan nasab. Tetapi karna tabaqat tidak idintik dengan biografi, melinkan kumpulan biografi, yang berarti tidak termasuk biografi nabi, maka thabaqat diganti dengan biografi, menjadi sejarah dinasti, biografi dan Nasab.
a. Sejarah Dinasti
Sejarah dinasti sudah dapat dilihat pada awal perkembangan historiografi dalam islam. Seperti yang sudah disebutkan terdapat tiga aliran kepenulisan sejarah pada awal islam. Dan jika ketiganya bertemu maka menjadi warna baru bagi corak penulisan sejarah islam. Seperti muhamad ishaq ibn yashar yang menulis tarikh al khulafa (sejarah para khalifah) tentang hubungan khulafa’ rasyidin dengan khalifah-khalifah bani umayyah. Meskipun merangkum banyak tema, sejarah dinasti banyak ditulis oleh sejarawan-sejarawan besar muslim. Tetapi Dalam penulisan sejarah dinasti pra-islam, para sejarawan muslim menemukan kesulitan, karna belum menemukan penanngalan seperti sebelum masehi (SM) yang biasa dipakai oleh penulis-penulis barat.
Diantara sejarawan muslim yang menulis sejarah dengan pendekatan dinasti yaitu ahmad ibn ya’qub ibn wadhih, atau lebih dikenal senagai Al-ya’qubi. karya sejarahnya terdiri atas dua jilid, pertama tentang sejarah klasik; kedua, khusus berbicara tentang sejarah islam. Sejarawan lain seperti al-mas’udi dalamenulis karya sejaranya terpengaruh oleh al-ya’qubi. Sedangkan sejarawan arab muslim yang lain yang menggunakan metode ini seperti ibn ‘udzari dalam kitabya al-ma’arif, dan ya’qubi yang bukunya diberi judul denga nama sendiri al-ya’qubi.
Perkembangan penulisan sejarah dinasti sejalan dengan perkembangan politik dalam islam.historiografi dinasti sudah dimulai sejak abad ke-3 H, semakin bertambah pesat, setika dunia islam mengalami desintegrasi politik. Dengan munculnya dinasti-dinasti kecil yang saling berkompetisi. Pada waktu itu penulisan sejarah dinasti menjadi alat propaganda politik. Akibatnya, objektifitas berkurang dikarnakan para penulis sejarah berasal dari kalangan istana.
b. Biografi
Sejarah penulisan biografi dimulai dengan menuliskan sejarah hidup Nabi Muhammad Saw. Kemudian sahabat, tabi’in, tabi’it-tabi’in. Dan para perawi hadits. Penulisan sejarah nabi tersebut bisa disebut penulisan sejarah pertama. Karna subyek karya biografi tersebut adalah Nabi SAW, para sahabat dan perowi hatis, makaterlihat dengan jelas bahwa penilisan biografi itu sanagat berhubungan erat dengan kepentingan ilmu hadits. Karna tolok ukur sahih tidaknya suatu hadits dilihat dari hapalan, kejujuran dan ketakwaan perawinya. Maka dari itulah banyak para sejarawan yang temotivasi menulis biografi para perawi hadits.
Dalam perkembangan selanjutnya muncul pula biografi para tokoh-tokoh politik dan para ilmuwan. Akan tetapi penulisan biografi terakhin ini berkembang dengan caranya sendiri. Tahap pertama, biografi tokoh-tokoh atau ulama hanya diselipkan dalam karya-karya sejarah berbentuk sejarah dinasti. Atau sejarah umum yang ditulis secara kronologis. Menurut para pengamat, karya-karya seperti ini merupakn embrio dari tulisan biografi. Baru dalam perkembangan selanjutnya, muncul karya-karya biografi khusus. Dalam biografi ini ada beberapa macam penulisan. Yaitu:
1.      Penulisan sirah 
2.      Al-thabaqat, al-Tarajim, dan al-Mu’jam
a.      Kumpulan biografi sahabat
b.      Thabaqat al-Muhaditsin (biografi perawi hadits)
c.       Biografi para penguasa dan pejabat pemerintah
d.      Biografi para ilmuwan dan pemikir islam.
c. Al-Ansab
sudah umum dikelnal bahwa sejak jaman jahiliyah, orang-orang arab sangat memperhatikan dan memlihara pengetahuan tentang nasab. Srtiap kabilah menghapal silsilahnya dan membangga-banggakannya terhadap kabilah-kabilah yang lain. akan tetapi, karna masih merupakan tradisi lisan, al ansab pra-islam belum sepenuhnya dapat dikatakan sebagai bentuk ekspresi kesadaran sejarah.
Banyak sekali sejarawan muslim pada masa klasik menulis tentang al-ansab. Al- Baladzuri, yang mengarang buku dengan judul ansab al-Asyraf. Sebuah buku yang mengkaji tentang orang-orang terhormat dari kalangan arab. Orang quraisy keturunan Ali bin Abi Thalib (alawi)keturunan sahabat-sahabat pertama setelah islam mempunyai keduukan yang tinggi. Mereka membentuk aristokrasi arab dalam sejarah islam.
Al-ansab ini juga, berkembang sampai ke spanyol, pada waktu itu al-nsab menjadi perhatian besar dalam kajian keilmuan, bahkan mungkin bisa dikatakan sebagai lebih besar dari ilmu-ilmu keagamaan yang lannya. Banyak sejarawan yang mengarang tentang al-ansab ini, seperti ahmad ar-razi, muhammad ibn hazm al-Qurthubi dan ibn abdul al-barr. Faktor yang menyebabkan al-ansab sangat berkembang di spanyol antara lain:
1.  Di spanyol banyak hidup masyarakat dari berbagai etnis, seperti arab, barbar dan keturunan arab (Indo).
2.  Sejarah islam di spanyol tidak dapat dipisahkan dari sejarah bani Umayyah, yang sebagaimana di damaskus yang berorientasi kearaban.
3.  Sejarah politik di spanyol diwarnai oleh persaingan Etnik, baik antara arab utara dan arab selatan, maupun antara arab dan barbar.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan penulisan al-ansab ini berkembang dimasa klasik islam. Diantaranya adalah:
1.  Tradisi al-ansab merupakan tradisi yang hidup dan banyak diminati orang arab sejak sebelum islam.
2.  Lembaga diwan (administrasi pemerintahan) yang diciptakan oleh umar ibn khatab menetapkan besarnya hadiah kepada kaum muslimin berdasarkan jauh dekatnya seseorang dengan nabi muhammad. Dan kebijakan ini berlanjut pada masa-masa sesudahnya.
3.  Persaingan politik antara kabilah-kabilah arab di negri-negri ‘baru’.
4.  Munculnya rasa kefanatikan pengikut ali ibn abi thalib.
5. Pada masa bani umayyah karena didorong oleh tujuan-tujuan politik, pengetahuan dan penullisan mengenai al-ansab ini mendapat perhatian dan dukungan dari khalifah.
6.  Munculnya gerakan syu’ubiyah (kebangsaan) dimasa pemerintahan bani abbas. Gerakan syu’ubiyah pada saat itu terdiri dari orang-orang non arab yang semangat mengutuk orang-orang arab, orang arab bangkit untuk menantang untuk menunjukkan kemurnian darah mereka.
 
*Rangkuman dari salah satu bab dalam buku Perkembangan Historiografi Islam, Prof. Dr. Badri Yatim, MA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar